System Design Defininition
Information systems design merupakan pekerjaan yang fokus dengan spesifikasi solusi yang berbasiskan computer. Atau sering disebut physical design.
Jika analisis sistem berhubungan dengan masalah bisnis, maka desain sistem fokus terhadap implementasi dan masalah teknik sistem.
Sistem desain ditentukan oleh sistem designer atau perancang desain, sehingga data, process, dan interface dari sistem ditentukan oleh perspektif perancang. Sedangkan systems analyst berfungsi sebagai fasilitator dari system design. Ada 2 macam cara dalam membuat desain sistem, yaitu “In-house”, merancang dan membuat sistem sendiri dan “buy”, membeli desain dari vendor atau tempat lain.
System Design Approaches
Ada banyak strategi dan teknik dalam menerapkan desain sistem, yaitu modern structured design, information engineering, prototyping, JAD, RAD, dan object-oriented design.
1. Model-driven design
Menitikberatkan pada penggambaran model sistem menjadi dokumen teknik dan implementasi aspek-aspek dari sistem
Model desain diturunkan dari model logikal yang dirancang sebelumnya pada model-driven anlysis. System design model menjadi blueprints untuk kontruksi dan implementasi dari sistem baru. Sekarang ini pendekatan model banyak dikembangkan dengan tools yang otomatis. Misalnya dengan menggunakan software visio professional, Visio enterprise, System Architect 2001, dll
2. Modern Structured design
Teknik yang berorientasikan proses untuk memecah / membagi program besar menjadi hierarki modul. Dimana modul tersebut merupakan hasil dari program computer sehingga memudahkan untuk mengimplementasikan dan memelihara.
Dikenal sebagai top-down sistem dan pemrograman terstruktur.
Konsepnya sangat sederhana. Merancang sebuah program sebagai hierarki top-down modul. Modul merupakan kumpulan dari instruksi yang terdiri atas paragraph, block, subprogram, dan subroutine.
Structured design merupakan teknik yang berorientasikan proses karena menitikberatkan pada proses merancang blocks di sistem informasi. Structured design membagi program menjadi modul – modul yang kriteria :
a. kohesif, setiap modul harus mempunyai relasi satu-satu.
b. Tidak saling bergantung. Sehingga jika ada perubahan pada 1 modul tidak akan berpengaruh pada modul lainnya.3. Information Engineering
Pendekatan model dan bebasiskan data tetapi menggunakan teknik proses untuk merencanakan, menganalisa, dan merancang desain sistem informasi.
Alat utama dari information engineering ialah model data diagram. Sistems anlysis dan design methods dapat diaplikasikan pada aplikasi yang diidentifikasi pada information engineering, dengan tujuan untuk mengembangkan sistem produksi.
Prototyping
Dahulu, para analis membuat desain fisik dengan cara menggambar layout atau struktur dari outputs, inputs, basis data serta aliran dari dialog dan proses di atas kertas. Hal itu merupakan proses yang cenderung menimbulkan error dan hilangnya informasi (omissions). Umumnya hasil dengan cara ini adalah ketidakakuratan, ketidakcukupan serta ketidaklengkapan.
Saat ini para analis dan desainer lebih memilih prototyping, yaitu sebuah pendekatan yang berbasiskan teknik untuk membuat desain. Pendekatan prototyping merupakan proses iteratif yang meliputi hubungan kerja yang dekat antara desainer dan user. Pendekatan ini memiliki beberapa keuntungan yaitu :
- Prototyping melibatkan partisipasi aktif end-user, hal ini dapat meningkatkan moral end-user serta mendukung untuk proyek
- Prototyping lebih cocok dengan keadaan sebenarnya karena prototype selalu berkembang - karena adanya proses iterasi – hingga menjadi sistem yang dibutuhkan
- End user bisa mengetahui kebutuhan dan kesesuaian sistem tanpa harus menunggu sampai sistem diimplementasikan
- Prototype merupakan model aktif, bukan pasif, yang user dapat lihat, sentuh, rasakkan, dan alami
- Protoyping dapat meningkatkan kreatifitas karena memungkinkan user untuk lebih cepat memberikan feedback, yang akan mampu membawa menuju solusi yang lebih baik
- Mampu mendeteksi eror lebih dini
- Prtotyping mampu mempercepat beberapa fase dari life cycle
Selain keuntungan, pendekatan prototyping ini juga menimbulkan kerugian. Umumnya kerugian yang terjadi tesebut disebabkan oleh satu hal yaitu pendekatan prototyping mendorong menuju ill-advised karena adanya shortcut melalui life cycle. Tetapi, kerugian in dapat dihindari dengan mengikuti disiplin-disiplin dibawah ini:
- Prototyping menggunakan life cycle “ code, implement, and repair” yang digunakan untuk mendominasi sistem informasi. Pengalaman beberapa perusahaan, sistem yabg dikembangkan dalam prototyping dapat menyebabkan masalah yang sama dalam perawatan yang disebabkan oleh “warisan” sistem yang dikembangkan sebelumnya seperti misalnya COBOL
- Prototyping tidak meniadakan proses analisis sistem.
- Adanya pendekatan prototyping bukanlah untuk menggantikan secara total desain dengan cara konvensional. Prototyping harusnya melengkapi, bukan menggantikan, metodologi yang lain.
- Beberapa isu desain tidak dapat ditaruh pada pendekatan prototyping. Isu-isu ini dapat mudah dilupakan oleh para desain bila mereka tidak berhati-hati
- Prototyping dapat menyebabkan komitmen yang prematur pada desain
- Saat membuat prototype, cakupan dan kompleksitas sistem dapat secara cepat melebar dari rencana awal, sehingga dapat menimbulkan out of control
- Prototyping sering menimbulkan performansi yang lebih lambat daripada 3GLs counterparts. Meski demikian, hal ini selanjutnya tidak menjadi masalah lagi
Desain dengan prototyping tidak dapat sepenuhnya memenuhi keperluan desain, prototype tidak selalu dapat menempatkan isu performansi yang penting dan konstrain storage. Protoype jarang menggabungkan kontro intenal. Para analis ataupun desainer nasih harus mengspesifikaikan hal ini.